Pengikut

24 Oktober 2009

"Mu’zizat atau Peringatan Tuhan"


Sabtu, 24 Oktober 2009

Rusia heboh. Begitu juga dengan para umat Muslim diseluruh dunia ramai membicarakan keajaiban yang terjadi disana. Seorang bayi berumur 10 bulan mempunyai kelebihan dan berkah dari Allah SWT, dimana disekujur tubuhnya dipenuhi dengan ayat-ayat suci Al Qur’an.

Anak itu bernama Ali Yakubov, dimana ayat-ayat muncul berbeda-beda baik tempat maupun bunyinya. Baik di dahi, tangan, bahu perut dan kaki.

Ayat yang pertama keluar kalau diartikan dalam bahasa Indinesia “Allah adalah pencipta seluruh alam”, kemudian muncul lagi dilengan kanan Ali dengan berbunyi “Bersyukurlah kepada Allah”.

Berdasarkan berita yang dilansir oleh Reuters India, Kamis (22/10/2009), seorang ulama setempat menyatakan, tulisan Alquran di Tubuh Ali berwarna kemerahan dan memiliki tinggi beberapa centimeter. Bahkan beberapa dokter tidak bisa memberikan keterangan mengenai sebab dari munculnya ayat-ayat tersebut.

Menurut pengakuan ibu Ali yang bernama Madina Yakubov, ayat-ayat itu muncul setiap hari Senin dan malam Jum’at. Apabila ayat-ayat akan muncul, maka Ali menangis kesakitan. “Saya tidak tega melihat anak saya, ia seperti kesakitan sekali. Sayapun tidak bisa berbuat banyak selain menenangkannya, karena Ali tidak bisa dipangku dan kami hanya menaruhnya dibuaian saja,” ujar Madina Yakubov.

Beberapa ulama Sufi di Rusia mengatakan, Ali sebagai mediator untuk mengingatkan kepada umat manusia supaya kembali ke jalan yang benar. Karena selama ini, manusia sudah lupa kepada Tuhan dan asyik dengan urusan duniawi.

Kelau kemarin hal-hal Tabu, Aib dan memalukan, sekarang justru dipertontonkan dan menjadi hal yang biasa-biasa saja. Tidak hanya itu, segala perbuatan yang melanggar perintah Tuhan malah menjadi trend dikalangan umat manusia. “Ini adalah peringatan, mungkin akan datang bencana yang tidak akan terukur oleh akal menusia,” ujar mereka.

“Mari kita berbenah dan intropeksi diri”.

Sumber : sabirinnet.com

22 Oktober 2009

Pelantikan Menteri


SBY: Jawab Kritik Dengan Kerja Nyata

Jakarta
- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) resmi melantik para menterinya. Kabinet baru SBY ini tidak lepas dari kritikan banyak pihak. SBY berharap menteri-menteri sabar apabila dikritik maupun menerima kecaman.

"Saya mengajak tidak perlu melawan dengan kata-kata tapi jawablah dengan kerja nyata," kata SBY dalam sambutan pelantikan menteri di Istana Negara, Jakarta Pusat, Kamis (22/10/2009).

Menurut SBY, tugas kabinet ke depan tidak mudah mengingat gejolak dunia dan persoalan dalam negeri yang begitu kompleks.

"Tidak mungkin kita bisa mencapai semua hal dalam 5 tahun mendatang. Tapi rakyat akan tahu apakah kita sungguh berikhtiar dan bekerja keras," tutur SBY.

Sesuai dengan komitmen dalam pakta integritas, lanjut SBY, para menteri diingatkan agar tetap teguh memegang janji. SBY menginginkan para menteri selalu bekerja maksimal demi kepentingan bangsa dan negara.

"Siapkan mental dan pikiran dan fisik saudara-saudara untuk berfikir cerdas dan bekerja keras yang sekali lagi diabdikan untuk kepentingan rakyat Indonesia," tandasnya.




Wajah Sumringah Calon Menteri Penuhi Istana Negara

Jakarta - Kamis (22/10/2009) pukul 13.30, pelantikan menteri akan digelar. Wajah-wajah ceria pun terpancar dari raut muka para menteri Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II.

Para menteri sudah siap di tempat acara, Istana Negara, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta, 20 menit sebelum acara dimulai pukul 13.30, Kamis (22/10/2009).

Sambil menunggu acara dimulai, para calon menteri merapikan pakaian ataupun kopiah yang mereka kenakan. Ada pula yang merapikan penempatan kacamatanya.

Berada di barisan terdepan pelantikan, yakni Menbudpar Jero Wacik, Menhan Purnomo Yusgiantoro, Menhut Zulkifli Hasan, Sesneg Sudi Silalahi, Menko Kesra Agung Laskono, Menko Perekonomian Hatta Rajasa, dan Menko Polhukam Djoko Suyanto.

Tampak mantan menteri kabinet bersatu satu hadir. Keluarga para calon juga turut menghadiri acara pelantikan tersebut. 4 orang rohaniawan yang akan membacakan sumpah terhadap calon menteri juga telah tampak.

Sumber : detiknews.com

19 Oktober 2009

RI TETAP LANJUTKAN KERJA SAMA DENGAN SINGAPURA


Jakarta - Indonesia tetap akan menjalin kerja sama di berbagai bidang termasuk pertahanan, menyusul kebijakan Singapura yang memperluas wilayah daratannya hingga 12 kilometer hingga nyaris "menyentuh" teritorial (wilayah) Indonesia.

"Kita akan tetap lanjutkan kerja sama dengan Singapura, tidak ada penundaan atau penangguhan terhadap segala bentuk kerja sama yang telah dan akan disepakati," kata Dirjen Hukum dan Perjanjian Internasional Departemen Luar Negeri (Deplu) Edy Pratomo ketika dikonfirmasi ANTARA di Jakarta, Senin.

Ditemui usai menghadiri rapat kerja jajaran Kementerian Koordinator Bidang Polhukam dengan Komisi I DPR, ia mengatakan, sikap Indonesia terhadap kebijakan Singapura memperluas wilayah daratnya hingga 12 kilometer itu, sudah sangat jelas.

Indonesia keberatan atas apa yang dilakukan Singapura, mengingat perluasan wilayah itu dapat merubah titik pangkal perbatasan antara RI dan Singapura. "Indonesia mendasarkan titik pangkal perbatasan dengan Singapura pada perjanjian 1973 dan UNCLOS 1982. Itu sudah jelas aturan mainnya," kata Edy.

Ia menambahkan, pembahasan mengenai perbatasan dengan Singapura terus dilakukan untuk mempertegas kembali posisi masing-masing negara beserta batas-batas yang ada.

Pembahasan terakhir, lanjut Edy, dilakukan pada Januari 2007 dan akan terus dilakukan terutama untuk beberapa titik yang belum selesai disepakati sebagai batas permanen kedua negara.

RI-Singapura kali pertama melakukan pertemuan teknis tentang perbatasan laut kedua negara pada 1973. Namun, hingga kini masih banyak persoalan perbatasan laut antara Indonesia dan negara pulau itu yang masih menggantung, seperti dua bagian batas wilayah antara kedua negara yang masih bermasalah, yaitu di sebelah barat (di utara Kepulauan Karimun) dan di sebelah timur (utara Pulau Bintan), dengan panjang wilayah masing-masing sekitar lima mil laut.

Sejak Lee Hsien Loong memegang tampuk tertinggi kekuasaan di negara pulau itu, Singapura banyak mengalami perubahan dalam menilai hubungan dengan negara-negara tetangganya. Putra tokoh senior Singapura Lee Kuan Yew itu bekerja keras untuk segera menyelesaikan berbagai masalah yang masih menggantung dengan beberapa negara tetangganya.

Selain masalah perbatasan, Singapura juga membuka kembali diskusi mengenai peningkatan hubungan dengan Indonesia, melalui pembicaraan tentang perjanjian ekstradisi Indonesia-Singapura, yang sudah lama diminta oleh pihak Indonesia dan kerja sama bidang pertahanan melalui kerangka Defence Cooperation Agreement (DCA) atau perjanjian kerja sama pertahanan.

Selain dengan Indonesia, Singapura pun membuka kembali diskusi mengenai masalah perbatasan dengan Pemerintah Malaysia. Pemerintah Malaysia, seperti juga halnya beberapa kalangan di Indonesia, sempat mengkhawatirkan reklamasi pantai yang dilakukan Singapura untuk memperluas wilayah daratannya akan turut menggeser garis batas negara pulau itu dengan negara-negara tetangganya.

Sumber : www.dephan.go.id

Iklan

[X]